Saya Tak Beruntung. Saya Mengalami Pengkhianatan Ketika Menjalani Hubungan Jarak Jauh


Ditulis oleh : Kathy Sunhendra Jap
Editor : Trivia Team

Mendengar kata LDR (Long Distance Relationship) atau Hubungan Jarak Jauh saja saya sudah malas karena pengalaman yang tidak mengenakkan pada saat menjalani kehidupan itu. Awalnya terasa menyenangkan karena tidak bosan setiap hari melihat muka pasangan dan setiap komunikasi pasti ada saja yang dibicarakan. Namun, pada saat menjalaninya barulah tahu bahwa LDR itu tidak semenyenangkan kelihatannya.

Awal mula saya terjun ke LDR itu bermula dari telepon nyasar dan tak dikenal dari seorang yang masih asing saat itu ke nomor seluler saya. Saya mendapat notifikasi dari provider kartu bahwa ada nomor tak dikenal yang menelepon ke nomor seluler saat telepon seluler saya tidak aktif. Saya mengirimkan pesan lewat fitur SMS kepada nomor tersebut untuk menanyakan siapa dia, siapa tahu dia itu adalah teman/saudara yang berusaha menghubungi. Pada saat itu saya baru pertama kali memiliki telepon seluler dan juga tidak secanggih sekarang. Di zaman saya saat itu, fitur sosial media seperti BBM, Line, Whatsapp belumlah ada.


Setelah mengirimkan pesan, saya menunggu jawaban dari pemilik nomor tak dikenal itu. Tidak berapa lama kemudian, dia membalas pesan singkat saya dan terjalinlah komunikasi antara kami berdua. Berapa bulan setelah komunikasi terjalin, dia mengatakan bahwa ingin berhubungan lebih dari sekadar teman. Saat itu saya tidak menjawab dan merespon akan dijawab setelah bertemu nanti. Dia berasal dari kota yang berbeda dengan kota tempat tinggalku dan komunikasi terjalin hanya dengan telepon selular tanpa pernah bertemu muka.


Yang membuat saya mulai tertarik dengan dirinya adalah perhatiannya kepada saya. Pada saat saya menjalani operasi di negara lain, dia akan mengirimkan pesan singkat ke nomor negara tersebut yang sebelumnya saya pakai untuk mengirimkan pesan untuknya berupa dukungan akan kesembuhan dan berkata bahwa dia sayang pada saya. Perhatiannya itu membuat kesembuhan saya menjadi cepat dan saya menjadi sangat bersemangat menjalani hari-hari walaupun berada di rumah sakit.

Tibalah saat bertemu muka dengan dirinya. Hati berdebar-debar dan keringat dingin pun mengucur deras. Kami bertemu di salah satu rumah sakit di kota tempat tinggalku karena saudaranya kebetulan masuk rumah sakit tersebut. Kami menghabiskan waktu mengobrol dan bercanda layaknya sudah kenal lama. Di saat itu, kami belum mengikat hubungan apapun. Kami hanya bertemu di hari itu. Pada saat pergantian tahun, dia pulang ke kota asalnya dan kami masih berkomunikasi melalui pesan singkat. Di hari pergantian tahun itu jugalah, kami mengikat hubungan ke jenjang berikutnya yang lebih dari pertemanan. Saat itu adalah saat paling bahagia bagi saya karena saya yang tidak pernah mempunyai pacar dapat menikmati manisnya masa-masa pacaran walaupun tidak bisa bertatap muka setiap hari. Komunikasi selalu terjalin dan berjalan lancar. Hampir setiap hari kami berkomunikasi.

Tidak lama setelah menjalin hubungan, dia berkata akan bertunangan dengan saya setelah saya lulus SMA. Mendengar itu, saya senang sekali dan menunggu saat-saat kelulusan di mana saat itu saya masih duduk di kelas 1 SMA.

Namun takdir berkata lain. Tidak berapa lama setelah kata tunangan terucap, dia selingkuh dan kabar itu saya dapat dari teman dekatnya yang kebetulan juga teman dekatku. Kami memang sempat bertengkar sebelum mendengar kabar tersebut dan menyampaikan melaui temannya bahwa saya ingin memutuskan hubungan. Saya mendengar kabar selingkuh saat saya sedang di gereja mendengar khotbah. Mendapat kabar seperti itu, saya langsung gamang dan khotbah sama sekali tidak ada yang masuk di ingatan. Inginnya pulang dan melepaskan semua perasaan yang ada. Beberapa hari setelah mendengar itu, saya menelepon untuk menanyakan kabar yang saya dengar namun dia terus mengelak bahwa dia selingkuh.
Sampai suatu hari, setelah jarangnya komunikasi yang berlangsung cukup lama dan akhirnya terputus, saya uring-uringan karena dia bohong. Dia menuliskan pesan singkat memutuskan hubungan kami yang sudah berjalan 10 bulan. Saat itu saya tidak mau percaya dan terus bertanya sebenarnya ada masalah apa. Setelah saya desak terus, akhirnya dia mengaku bahwa dia telah menghamili mantan pacarnya. Sejak saat itu, dia tidak mau membalas pesan singkat maupun menjawab telepon.

Suatu hari saat saya menelepon, dia menjawab namun yang saya dengar bukanlah suaranya namun suara seorang wanita. Di sanalah saya tahu saya sudah kehilangan dia sepenuhnya. Saat dia mengirim pesan singkat menjelaskan bahwa yang mengangkat telepon adalah mantannya yang telah kembali menjadi pacarnya, saya membalas dengan menyelamati dia atas hubungan baru dan keluarga baru yang akan dia miliki segera dan merelakan dia untuk mantannya. Saya membuka kembali beberapa pesan singkat manis yang pernah dikirimkan pada saya dari sebelum kami pacaran sampai pesan singkat yang berisi pemutusan hubungan. Hanya air mata yang bisa menggambarkan perasaan saya saat itu. Keluarga saya tidak ada yang mengetahui mengenai hubungan kami karena kami pacaran diam-diam dan rencana akan mengumumkan hubungan kami setelah saya lulus SMA di mana dia berjanji akan meningkatkan hubungan kami ke jenjang pertunangan.

Sejak saat itu, saya tidak pernah mau lagi menjalani LDR walaupun ada beberapa yang ingin berhubungan lebih dari sekadar teman, namun tinggalnya di tempat yang jauh bahkan sampai ke luar negeri. Hubungan sebelumnya merupakan ketakutan masa lalu yang sampai sekarang membuat saya enggan untuk berhubungan jarak jauh. Terlebih hubungan yang berakhir dengan sangat tak nyaman dan tidak menyenangkan itu merupakan hubungan pertama saya dengan lawan jenis. Dia adalah pacar pertama saya yang menjadikan kenangan itu sangatlah menyakitkan.

Terkadang berhubungan jarak jauh dapat memberikan keeratan dalam hubungan di mana kita rindu, namun tidak bisa bertemu sehingga menjadikan hubunggan itu semakin ada tantangan. Tapi, di sisi lain, kita tidak tahu apa yang dilakukan pasangan kita di tempat tersebut karena bisa saja pasangan berkilah dan mengelak. Bukan hanya pria, wanita juga bisa melakukannya. Biasanya pria selingkuh karena butuh belaian kasih sayang. Jika wanita selingkuh biasanya karena habis bertengkar dan butuh tempat curhat. Apalagi kebetulan teman curhatnya adalah pria yang jaraknya mungkin dekat. 

Menurut saya, yang diperlukan dalam hubungan jarak jauh adalah kejujuran dan komitmen. Apapun yang terjadi, kejujuran harus menjadi yang utama. Andaikata si pria atau wanita sudah mulai lelah dengan hubungan jarak jauh atau perasaan salah satu atau keduanya sudah memudar, harus secara jujur mengakui kepada pasangan. Namun, jangan pernah sesekali memutuskan hubungan tanpa bertatap muka secara langsung karena tanpa sadar hal itu dapat mempengaruhi mental orang yang diputuskan tersebut. Jika memang sudah tidak punya perasaan lagi atau hal lainnya, lebih baik jujur dan selesaikan dengan cara bertatap muka agar semuanya menjadi jelas dan tidak menggantung bagi kedua belah pihak.

Semoga kisah dan saran saya dapat menjadi inspirasi ataupun motivasi untuk lebih awas lagi dalam mengambil keputusan atau dalam menjalani hubungan jarak jauh. LDR memiliki sisi positif dan negatif yang layaknya harus kita pertimbangkan sebelum melaluinya. Pengalaman tidak menyenangkan saya mungkin bisa menjadi bahan belajar bersama. Namun, saya berharap, kamu selalu bahagia dengan keputusan apapun yang kamu buat dan pilih untuk hidupmu. Karena sebenarnya LDR pun tak selamanya seperti cerita saya yang penuh dengan kebohongan dan penghianatan.

Semoga kamu selalu bahagia.


Published in Trivia

No comments:

Post a Comment